aku mendapatkan beberapa catatan penting dalam pembicaraan setengah serius anak-anak kecil di studio foto, petang lalu.
kusebut setengah serius, karena mereka nampak akan menjalani sesuatu yang serius namun tidak mau terlalu serius. oleh karena itu.. kusebut saja, pembicaraan mereka sebagai pembicaraan setengah serius.
kalau kusebut serius, lantas apa masalah dari seriusnya?
sebaliknya.. jika kusebut tidak serius, mengapa harus kelihatan berbicara serius?
andaikata, aku memutuskan memilih mengambil sebutan pembicaraan serius, aku justru cemas. misalnya nanti, mereka akan memprotesku salah besar. peluang dicap salah besar juga bisa terjadi kalau aku menyebutnya pembicaraan tidak serius. lalu, akulah yang akan jadi korbannya disini. sebab mereka pasti protes, kecewa atau malah bisa marah besar. bisa saja mereka cuma menanggapinya biasa saja, sekadar lewat. nah.. sekarang pertanyaannya, apakah dampaknya padaku? akan serius atau malah tidak serius? kemudian, untuk apa aku memikirkan apa yang mereka bicarakan? apa aku telah menganggapnya serius, karena materinya yang sangat penting atau justru tidak serius tetapi menarik untuk disimak?
larut begitu saja di pikiran-pikiran ini. aku tidak sadar untuk sekian lama. sampai akhirnya, anak-anak kecil itu yang menarikku kembali dari keruwetan serius-tidak serius ini dengan mengatakan "kak, sadar kak! jangan terlalu dipikirkan serius atau tidaknya, bukannya kakak juga ikut ngobrol tadi? sepertinya, kakak sama sekali tidak konsentrasi dengan apa yang dibicarakan. kakak malah terlalu sibuk mereka-reka apa yang terjadi. nikmati saja dengan tidak serius, namun lakoni semuanya dengan serius. dan bukankah seperti itu juga caranya kita menikmati hidup?"
-the end-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment